Setiap hari manusia tak lepas dengan yang namanya emosi dan
perasaan. Sebab setiap orang saya yakin bahwasannya mempunyai sebuah emosi dan
perasaan. Adapun dalam detiknya, menitnya perasaan emosi seseorang
berubah-ubah. Wajar jika seperti iyu karena itu sifat asli manusia, apalagi
dengan perempuan. Karena permpuan lebih mengedepankan aspek perasaan dari pada
laki-laki. Dan laki-laki lebih mengedepankan aspek logikanya. Bukan berarti
perempuan tidak memperdulikan logikanya atau sebaliknya dengan laki-laki tidak
memperdulikan aspek perasaannya. Tapi disini saya tidak membahas kenapa
laki-laki dengan logikanya, dan mengapa perampuan dengan perasaannya. Mungkin
akan tulis itu di lain waktu.
Disini saya akan sedikit membahas yang namanya perasaan dan emosi.
Karena perasaan dan emosi sangat sulit debedakan jika dilihat secara sekilas.
Padahal banyak perbedaan diantara keduanya. Ada perbedaan pastilah ada juga
dengan persamaan diantara keduanya. Perbedaan dan persamaan Itu sudah seperti
dua sisi kembar yang selalu melekat dalam setiap kata-kata. Kembali ke emosi
dan perasaan dalam ranah ini studi-studi kasus, teori-teori, jurnal-jurnal,
banyak yang sudah menliti tentang keduanya. Mungkin dalam penjelasan ini tidak
segamblang teori-teori, jurnal-jurnal itu. Karena, di atas sudah saya singgung bahwasannya
saya hanya sedikit membahasnya. Tapi
saya tidak akan lupa menerangkan secara gamblang perbedaan dan persamaan
dianatara keduanya. Dengan begitu harapannya penulis terhadap pembaca mengerti
secara umum bagaimana itu emosi, dan bagaimana itu perasaan.
Dalam tulisan ini penulis terlebih dulu membahas emosi, karena
emosi itu lebih tampak dari pada perasaan. Dalam bukunya Paul Ekman membagi 6
emosi dasar yaitu, senang, bahagia, sedih, jijik, takut, marah, dan terkejut.
Sehingga emosi itu lebih tampak dari pada perasaan. Emosi juga mudah diamati
sehingga banyak penelitian-penelitian tentang emosi. Sedangakan perasaan disini
adalah suatu keadaan yang belum termanifestasi dengan perilaku. Jadi perasaan hanyalah
sebatas angan-angan yang keluar di dalam hati setiap manusia. Mungkin secara
garis besar keduanya sudah tampak perbedaannya, sedangkan persamaannya terletak pada sebuah keinginan
perasaan dan bentuk emosinya. Seperti halnya perasaan merasa senang lalu di
manifestasikan dengan rasa emosi yang ceria.
Manusia sebagai makhluk sosial haruslah pintar-pintar mengontrol
emosi dan perasaan. Karena dengan itu manusia lebih dapat leluasa dalam
bersosialisasi. Bayangkan jika anda mudah bergaul kepada setiap orang di
sekitar anda, pasti anda akan lebih banyak teman, lebih disukai teman. Jika
anda dapat mengontrol emosi dan perasaan lebih bagus lagi, anda tidak akan
susah payah untuk mengendalikan forum semisal anda menjadi pembawa acara,
moderator dalam diskusi, dan masih banyak lagi
Manusia boleh fokus terhadap kecerdasan secara intelektual, tapi
hal seperti itu tak luput atau tak bisa keluar dengan yang namanya emosi dan
perasaan. Karena, emosi dan perasaan adalah subangsih pertama dalam mendapatkan
keinteletualan atau kecerdasan dalam ranah ilmu pengetahuan itu. Emosi dan
perasaanlah yang sangat membedakan manusia dengan suatu karya yang
diciptakannya, seperti contohnya tulisan ini tidak akan bisa mempunyai emosi
dan perasaan baik atau jeleknya, tapi penulis atau pembacalah yang lebih tahu
bagaimana dengan tulisan ini.
Setiap orang pasti mempunyai perilaku, kepribadian, tingkah laku,
sifat, emosi dan perasaan sendiri-sendiri. Mana mungkin manusia mempunyai semua
hal itu sama dengan individu yang lain. contohnya si A mempunyai sifat penakut,
pasti saat si A diusilin temannya emosi atau perasaan yang dimunculkan itu
takut. lalu apakah si B juga punya emosi dan perasaan yang sama seperti si A.
Padahal si B mempunyai sifat yang suka marah, pasti berbeda. Maka dari itu
manusia itu memang unik kalau di inpretasikan secara individual.
Beragam cara mengetahui emosi seseorang, dengan cara memperhatikan
micro expresi dari wajah, sikap bahu,
sikap kepala, sikap lengan, sikap kaki dan sikap badan seseorang. Jadi dengan
cara itu pengamat bisa mengetahui
beberapa gerak gerik dari seseorang yang di amati. Dengan adanya itu juga
memudahkan pengamat untuk mengetahui bagaimana emosi yang dialami seseorang
saat itu. Namun cara itu masih sulit bila diterapkan terhadap sebuah perasaan,
karena perasaan belum di wujudkan dengan sebuah gerakan maupun ekspresi, karena
perasaan masih dalam angan-angan seseorang.
0 komentar:
Posting Komentar