Sebagai mahasiswa seharusnya sudah mencapai dalam tingkatan
aktualisasi diri dalam teori hierarki kebutuhannya Abraham Maslow yaitu tokoh
yang bermadzab Humanis dalam ranah Psikologi.
Di dalam teorinya terdapat lima macam hierarki kebutuhan. Salah satunya
hirarki yang ke lima yaitu aktualisasi diri.
Menurut Maslow aktualisasi
diri yaitu sesuatu yang sudah tidak diperlukannya keseimbangan dalam kehidupan.
Tetapi memerlukan keinginan secara terus menerus untuk memenuhi potensi dalam dirinya.
Jadi disini seseorang mahasiswa selalu berkeinginan menonjolkan sesuatu yang
ada dalam dirinya agar memenuhi potensi yang dia inginkan. Salah satunya yaitu
sikap menjadi pemimpin suatu organisasi, kelas, lingkungan sekitarnya maupun
dirinya sendiri.
seseorang mahasiswa seharusnya mempunyai sifat pemimpin dalam
pergelutan di dalam kampus, dalam menentukan suatu arahan dalam dirinya
sendiri. Karena setiap individu harus mempunyai sifat ini. Bayangkan jika
seseorang tak mempunyai jiwa pemimpin dirinya sendiri pasti seseorang itu akan
mengikut saja tak punya arahan. bahkan mau memutuskan sesuatu dalam dirinya
sendiri dia akan kebingungan. bukan hanya mahasiswa saja disini, tapi untuk
khalayak umum juga harus mempunyai jiwa pemimpin dalam masyarakatnya dan
dirinya sendiri.
Pemimpin adalah seseorang yang dapat memengaruhi suatu organisasi
maupun dirinya untuk berbuat sesuatu seperti pekerjaan, sekolah, belajar lebih
giat, masuk perkuliahan, aktif dalam perkuliahan, mengikuti diskusi dsb. Maka
dari itu jiwa pemimpin itu tidak harus dalam organisasi saja tetapi juga dalam
dirinya sendiri untuk menentukan suatu arahan keputusan yang akan di ambil
nantinya atau pendek katanya memengaruhi dirinya untuk berbuat suatu hal. Tapi
dalam tulisan ini akan saya tekankan pemimpin dalam sebuah organisasi. Karena
saya yakin dalam diri seseorang sudah dapat memutuskan sesuatu atau memengaruhi
dalam dirinya sendiri, tapi belum tentu seseorang yang dapat memengaruhi
dirinya sendiri dapat memengaruhi sebuah perkumpulan suatu masyarakat atau
oragnisasi.
Pemimpin dalam sebuah organisasi
itu bukanlah sesuatu yang anda lakukan untuk orang lain, melainkan sesuatu yang
anda lakukan bersama-sama orang lain dalam organisasi itu. Jadi, dalam
melakukan sesuatu hal seorang pemimpin itu juga harus melakukan bersama-sama
dalam suatu pekerjaan yang dilakukannya bersama anggotanya. Istilah lainnya
untuk masyarakat negara Indonesia yang bisa di bilang majmuk berbagai Ragam
Suku, Adat, Ras dan Agama (SARA) ini yaitu gotong royong. Seseorang yang menjadi
pemimpin suatu organisasi juga harus ikut terjun langsung ke dalam
pelaksanaannya yang sudah di agendakan dalam organisasi itu.
Disaat saya mengikuti sebuah seminar yang dibawakan oleh bapak Agus
Maimun Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dari UIN Maliki Malang. Terdapat kata kunci
dalam memimpin suatu organisasi, yaitu mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerakkan, dan memaksa. Memaksa diperlukan karena disini
dibutuhkan kejelasan dan ketegasan dalam melakukan suatu tugas. Jika seorang
pemimpin melakukan kata kunci tersebut akan berakibat merasakan kebersamaan,
kecintaan, penuh keikhlasan dalam menjalani suatu proyek pekerjaan, kesadaran
dalam setiap individu dan berorientasi pada kegiatan profesional apalagi juga disertai
memohon petunjuk kepada Tuhan yang Maha Esa.
Posisi seorang pemimpin itu dimana-mana. saya mengingat ketika saya
kecil guru saya menerangkan semboyan pada pendidikan yang dipakai oleh seorang tokoh
Nasional Ki Hajar Dewantoro, yaitu ing ngarso sung tulodho, pemimipin
bisa dibelakang untuk mendorong sebuah organisasinya, ing madya mangun karso
ditengah-tengah memberi semangat dan tut wuri handayani di depan memberi
contoh begitulah posisi pemimpin.
Pemimpin itu tidak dibutuhkan sebuah gen atau keturunan dari siapa
dia berasal, karena setiap individu berhak menjadi pemimpin dirinya sendiri
bahkan dalam sebuah organisasi. Tapi seorang pemimpin harus mempunyai
karateristik perilaku individu yang sudah digambarkan oleh pak Agus. Yaitu,
memiliki kecerdasan cukup tinggi dalam membangun sebuah organisasi, memiliki
kecakapan berkomunikasi, emosi terkendali, memiliki motivasi berprestasi,
memiliki kepercayaan diri dan memiliki ambisi. Di sini seorang mahasiswa haruslah
memenuhi potensinya agar tercapaainya aktualisasi diri. Dengan salah satunya
sifat menjadi pemimpin organisasi dalam kampus maupun masyarakat umumnya dengan
cara-cara di atas tadi.
0 komentar:
Posting Komentar